Abstract: This research aims to know the motive of Mr. Mario in his business. The data collection technique is in-depth interview and data analyzed is used interactive analysis model. The result of the research show that spirit of the native Moslem is high. His spirit is not only encouraged by economic motives, to fulfill only the economic necessary, but they encouraged by religious motive.
A. Riwayat berbisnis
Usaha kripik tempe merupakan “home industry” yang banyak digeluti oleh masyarakat Kecamatan Ngadirojo Kabupaten Wonogiri. Salah satunya adalah industri rumahan kripik tempe “Mawar” milik bapak Mario. Industri rumah tangga ini terletak di Desa Sanggrong, Kec. Ngadirojo, Kab. Wonogiri. Industri ini dirintis sejak tahun 1995 oleh bapak Mario dengan menggunakan modal pribadi sebesar Rp. 200.000. Awal mula merintis usaha ini bapak Mario tidak memiliki pegawai, beliau hanya dibantu oleh istrinya.
Sebelum merintis usaha kripik tempe ini, bapak Mario terlebih dahulu mempunyai usaha warung makan bakso di daerah Cilacap dan Bandung. Namun karena alasan keluarga, beliau memutuskan untuk pulang ke daerah asalnya di Wonogiri dan membuka usaha baru. Industri kripik tempe “Mawar” ini termasuk pelopor berdirinya industri-industri kripik tempe lainnya yang sekarang sangat banyak jumlahnya.
Pada awalnya, hasil kripik tempe ini hanya dipasarkan di sekitar rumahnya saja. Namun karena banyaknya permintaan konsumen, akhirnya pemasaran kripik tempe ini diperluas sampai kota Wonogiri. Bahkan saat ini banyak pesanan kripik tempe “Mawar” dari luar daerah Wonogiri, yaitu Jakarta, Surabaya, Solo, Semarang, dll.
Dalam menjalankan usahanya bapak Mario mengalami beberapa kendala, di antaranya adalah keterbatasan dana dalam pengembangan usaha dan keterbatasan kemampuan memasarkan. Menurut saya dua permasalahan ini sering dialami oleh pengusaha-pengusaha kecil, keterbatasan dana membuat usaha mereka sulit berkembang dan tidak mampu melayani permintaan pasar. Bahkan tidak sedikit pengusaha yang modalnya habis untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Dan juga keterbatasan kemampuan memasarkan menyebabkan banyak produk industri kecil yang meskipun mutunya tinggi tetapi tidak dikenal dan tidak mampu menerobos pasar.
B. Motif berbisnis/ alasan berbisnis
Motif bapak Mario dalam berbisnis bukan hanya didorong oleh motif-motif ekonomi, yaitu supaya bisa memenuhi kebutuhan ekonomi semata, tetapi juga didorong oleh motif religi. Menurut beliau proses mencari rezeki bagi seorang muslim merupakan suatu tugas wajib.
C. Cara menjalankan bisnisnya
Bapak Mario dalam menjalankan bisnisnya memiliki beberapa prinsip, yaitu: (1) Rezeki yang kita cari haruslah rezeki yang halal. (2) Bersikap jujur dalam menjalankan bisnis. (3) Dalam menjalankan bisnis tidak boleh berpuas diri dengan apa yang sudah didapatkan.
D. Cita-cita dalam menjalankan bisnis
Cita-cita bapak Mario dalam menjalankan bisnis di antaranya adalah (1) Untuk menafkahi keluarga. (2) Mampu memberi pendidikan yang layak bagi anak-anakanya. (3) Mampu menunaikan ibadah haji.
E. Analisis dengan studi keterkaitan agama dan bisnis
Dari penelitian terhadap usaha kripik tempe “Mawar” milik bapak Mario ini, dapat dilihat bahwasanya beliau dalam menjalankan bisnisnya banyak menggunakan sistem ekonomi Islam. Hal ini dapat dilihat dari motif, cara menjalankan, dan cita-cita beliau dalam berbisnis.
Jika kita menganalisa motif dan cara menjalankan bisnis dengan studi keterkaitan agama dan bisnis, maka akan kita dapatkan beberapa point, yaitu:
1. Motif bapak Mario dalam berbisnis adalah proses mencari rezeki bagi seorang muslim merupakan suatu tugas wajib. Hal ini jika kita kaitkan dengan agama Islam, maka Allah Swt. berfirman dalam surah at-Taubah ayat 105:
“dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, Maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.”
2. Prinsip bapak Mario yang pertama dalam menjalankan bisnis adalah rezeki yang kita cari haruslah rezeki yang halal. Hal ini sesuai dengan firman Allah Swt. dalam surah al-Baqarah ayat 275, yaitu:
• •
“orang-orang yang Makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), Sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), Maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. orang yang kembali (mengambil riba), Maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.”
3. Prinsip yang kedua adalah bersikap jujur dalam menjalankan bisnis. Hal ini sesuai dengan perintah Allah Swt. dalam surah Huud ayat 84-85, yaitu:
••
“dan kepada (penduduk) Mad-yan (kami utus) saudara mereka, Syu'aib. ia berkata: “Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tiada Tuhan bagimu selain Dia. dan janganlah kamu kurangi takaran dan timbangan, Sesungguhnya aku melihat kamu dalam Keadaan yang baik (mampu) dan Sesungguhnya aku khawatir terhadapmu akan azab hari yang membinasakan (kiamat).” dan Syu'aib berkata: "Hai kaumku, cukupkanlah takaran dan timbangan dengan adil, dan janganlah kamu merugikan manusia terhadap hak-hak mereka dan janganlah kamu membuat kejahatan di muka bumi dengan membuat kerusakan.”
4. Prinsip yang terakhir adalah dalam menjalankan bisnis tidak boleh berpuas diri dengan apa yang sudah didapatkan. Islam mendorong pemeluknya untuk menjadi manusia-menusia yang tidak pernah puas dengan apa yang telah dicapai dan selalu haus akan adanya penemuan-penemuan baru. Allah SWT berfirman dalam surah al-Insyirah ayat 7, yaitu:
“Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain”.
Selain itu jika kita menganalisa motif berbisnis bapak Mario yaitu masalah proses mencari rezeki bagi seseorang merupakan suatu tugas wajib, maka ada sedikit kemiripan dengan tesis Max Weber. Tesis Max Weber yang dipublikasikan dalam buku “The Protestant Ethic and the Spirit of Capitalism” menjelaskan bahwa “Etika Protestan” dan hubungannya dengan “semangat kapitalisme” rupanya suatu teori yang sangat menarik perhatian para ilmuwan sosial hingga sekarang. Menurut pengamatan Weber di kalangan Protestan sekte Calvinis, kerja keras adalah suatu keharusan bagi setiap manusia untuk mencapai kesejahteraan. Kerja keras ini merupakan panggilan rohani untuk mencapai kesempurnaan hidup, sehingga mereka dapat hidup lebih baik secara ekonomi.
Dari hasil penelitian dan analisa di atas, maka faktor pendorong etos kerja bapak Mario dalam berbisnis dapat digambarkan dalam bagan berikut ini:
Rabu, 22 Desember 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar